Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia

Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia

- Hallo sahabat sawah kreasi, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya.

mudah-mudahan isi postingan Artikel Aneka Sawah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia
link : Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia

Baca juga


Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia

 Sawah Jatiluwih Bali atau Jatiluwih menutupi sawah merupakan salah satu destinasi wisata di Tabanan yang sangat mempesona selain dengan pemandangan persawahan yang indah. Teras Raese Tegalalang Ubud, Puing nasi mundukdan lokasi wisata lainnya dengan persawahan di Bali.

Jatiluwih adalah sawah kecil dengan hamparan sawah yang indah yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Desa Jatiluwih terkenal sebagai objek wisata dengan sawah tertutup menggunakan sistem irigasi padi Bali, terletak di dekat pegunungan Batukaru yang beriklim sedang.

Untuk mengunjungi tempat wisata Jatiluwih Bali dengan pemandangan persawahan yang asri, anda bisa menempuh jarak sekitar 50 km atau ± 1 jam 30 menit dari kota Denpasar. Bagi anda yang sedang berlibur di pulau Bali, objek wisata Jatiluwih Bali untuk wisatawan di persawahan ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk berlibur menikmati pemandangan sawah pegunungan yang menawan.

Sejarah Jatiluwih

Mengetahui sejarah Jatiluwih sepenuhnya didasarkan pada cerita orang tua yang tinggal di desa Jatiluwih. Konon nama JATILUWIH berasal dari kata JATON le LUWIH. "JATON" berarti jimat, sedangkan "LUWIH" berarti cukup baik, dari arti kata dapat dicapai dengan mengatakan bahwa Jatiluwih berarti desa dengan selera atau kemauan yang baik.

Dari sumber lain, dikatakan bahwa di tengah kota adalah makam binatang purba, seekor burung jatayu. Dari kata Jatayu, lama kelamaan bunyinya berubah menjadi JATON AYU yang artinya Luwih atau Baik. Jadi JATON AYU seperti Jatiluwih. Sehingga akhirnya dipilihlah kata Jatiluwih sebagai nama kota dan sampai saat ini tidak berubah.

Teras Sawah Jatiluwih, Tabanan, Bali - Indonesia
Teras Sawah Jatiluwih Bali, Foto oleh Komang Gede via Flickr

Dari Jatiluwih dapat dibuktikan dengan adanya hasil pertanian dan penanaman kebun yang cukup untuk memenuhi kesehatan dan kesejahteraan semua warga dan untuk menjamin keselamatan masyarakat dalam menjalani kehidupan pertanian mereka. .

Maka pada zaman dahulu banyak Brahmana, Ksatria, Wesia dan Sudra dari daerah Tabanan yang berkunjung ke Kota Jatiluwih dengan harapan menanyakan keselamatan dan kesejahteraan berbagai alirannya. . Akhirnya, mereka membangun candi-candi yang ada saat ini di kawasan Kota Jatiluwih, seperti Pura Luhur Petali, Pura Luhur Bhujangga Waisnawa, Kuil Rshi, Kuil Taksu dan tempat-tempat suci lainnya di sekitarnya.

Geografi Jatiluwih

Menurut situs tersebut, Jatiluwih memiliki luas sekitar 33,22 km2 yaitu sekitar 1.059 meter atau 3.476 kaki di atas permukaan laut. Jatiluwih memiliki iklim tropis hampir sepanjang tahun, ada banyak hujan di daerah ini, suhu tahunan rata-rata 19,0 ° C.

Jatiluwih merupakan daerah pertanian dengan petani padi sebagai mayoritas penduduknya. Selain sebagai penghasil beras dan beras merah dari areal persawahan yang luas dan luas, daerah tersebut juga menghasilkan tanaman kebun lainnya seperti sayur mayur, kelapa, kopi, pisang, dan lain sebagainya.

Selain itu, selama ini di Desa Jatiluwih juga telah terbentuk kelompok-kelompok tani yang akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok budidaya ikan, kelompok peternakan dan sebagainya. Organisasi masyarakat sipil yang mengkhususkan diri dalam sistem irigasi untuk sawah yang digunakan dalam pertanian padi Jatiluwih dan di pulau Bali umumnya disebut Subak.

Situs Warisan Dunia (UNESCO)

Kota Jatiluwih ditetapkan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site/WBD) sejak 29 Juni 2012 karena memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri dalam sistem pertaniannya yang berlandaskan konsep filosofis. Tri Hita Karana (filsafat kesetaraan antara manusia, manusia dan alam, manusia dan Sang Pencipta).

Jatiluwih termasuk dalam kawasan Pemandangan Subak dari Catur Angga Batukaru yang merupakan salah satu dari 5 wilayah Bali yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia. Secara tradisional, penyelenggaraan organisasi Kota Jatiluwih didasarkan pada prinsip-prinsip falsafah Tri Hita Karana yang bertujuan untuk mencapai dan mempererat keharmonisan dan keharmonisan antara warga subak dengan sesamanya, warga subak dengan lingkungan/alam, dan subak. warga negara dengan Pencipta/Tuhan sebagai bagian dari penderitaan. .

Operasi Sawah dan Pekerjaan Petani

Jatiluwih terkenal dengan persawahannya dengan sistem pengairan yang baik yang dikuasai oleh anggota subak, selain dari falsafah Tri Hita Karana yang menjadi dasar para petani Jatiluwih dalam menangani persawahan juga didasarkan pada falsafah tersebut, dalam hal ini adalah hubungan dengan petani. menanam padi, menanam padi, panen, dll, sesuai dengan budaya dan agama Hindu yang dianut oleh banyak petani Jatiluwih. Perayaan oleh:

  1. 'Peta Toya, yaitu upacara mengambil/mengambil air dari sumur. Upacara ini dihadiri oleh semua anggota di bawah umur dan berlanjut Sasih ketiga atau sekitar bulan September. Peristiwa ini disebut kempen yang tugasnya membuka saluran-saluran air ke sumber-sumber air di atas subak, kemudian airnya akan mengalir ke sawah-sawah.
  2. Jual Tanah Carikyang merupakan perayaan memohon keselamatan kepada Tuhan saat penanaman sawah oleh setiap anggota subak dilanjutkan prosesi. Sasih ketiga (September).
  3. aku bersumpah, festival anak yang diadakan oleh seluruh anggota subak di bidangnya masing-masing. Ngurit berlanjut Sasih kelima (sekitar bulan November).
  4. Merasakan 'yaitu upacara membersihkan sampah (leteh) yang tertinggal setelah penanaman ladang, upacara ini dilakukan setelah penanaman selesai pada setiap ladang yang digarap di awal. Sasih Kepitu (awal Januari).
  5. Pangawiwit (Nuwasen)sebuah perayaan untuk mendapatkan awal yang baik untuk menanam padi di sekitar Sasih Kepitu (awal Januari).
  6. Menghapusritual memohon keselamatan kepada Tuhan atas bibit padi yang baru bertunas yang dibuat saat padi berumur 42 hari. Sasih Kewulu (Menghapus).
  7. yang terakhir, perayaan keselamatan agar tanaman padi dapat tumbuh dengan baik. Upacara ini dilakukan pada Sasih Paulus (Menghapus).
  8. pribadifestival yang menyerukan keselamatan agar tanaman padi terlindungi dari hama dan penyakit dan dibuat oleh Sasih Kesanga (sekitar bulan Maret).
  9. Pemulihan Tanah Bahagiayang merupakan perayaan penembakan di Pura Luhur Petali dan Pura Luhur Pekendungan (Maret/April).
  10. Mesabayang merupakan festival pra-panen yang diadakan pada Sasih Kedasa (April) adalah anggota kecil di bidangnya.
  11. Ngadegang Bhatari Sri (Bhatara Nini)yang merupakan festival secara simbolis mengidentifikasi Dia sebagai Lingga-Yoni.
  12. Festival Menyanyisebuah festival untuk memulai panen diadakan Sasih Sad (Juni) adalah anggota subak di bidangnya masing-masing.
  13. Banyakyang merupakan pekerjaan memanen padi (pada bulan Juli).
  14. manteninupacara pemeliharaan lumbung atau upacara penyimpanan lumbung diadakan di Sasih Karo (Agustus).
Kegiatan Petani di Sawah Jatiluwih

Petani menanam padi

Wisata Jatiluwih

Jatiluwih terkenal dengan keindahan alamnya dengan sawah yang dipagari dan merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Tabanan, aktivitas petani Jatiluwih menjadi salah satu daya tariknya. metode dan alat tradisional untuk bekerja di bidang seperti; mohoma, Nampadin (membersihkan sawah), Pelekatan (menanam), pesan (mengukur sawah), Nandur (menanam padi), dan sebagainya.

Aktivitas para petani ini memang menjadi salah satu yang paling seru dan sering dijadikan sebagai fotografi oleh para wisatawan. Selain itu, kawasan Jatiluwih juga memiliki aktivitas wisata seperti jalan kaki dan bersepeda, penunjang pelayanan wisata Jatiluwih serta rumah wisata/rumah wisata, kafe, rumah makan/kafe atau rumah makan khusus yang menawarkan makanan khas dari beras merah. hasil pertanian Jatiluwih.

Waktu Terbaik Mengunjungi Jatiluwih

Direkomendasikan untuk mengunjungi tempat wisata Jatiluwih antara pukul 8.00 pagi hingga 17.00 sore, karena di antara jam tersebut banyak pekerjaan petani yang tersedia. Dikarenakan hujan deras di kawasan Jatiluwih, disarankan agar wisatawan selalu menyiapkan payung atau jas hujan atau lebih baik lagi sebelum berkunjung ke Jatiluwih pengunjung bisa mengecek cuaca sehari sebelumnya.

Untuk menikmati pemandangan alam Jatiluwih dengan hamparan persawahan yang hijau subur, wisatawan dapat mengunjungi Jatiluwih antara bulan Februari hingga April, karena pada bulan-bulan tersebut tanaman padi akan tumbuh lebih tinggi dan lebih hijau, serta berwarna kuning. Sekitar Juni-Juli (sasis sad), tanaman padi akan siap panen dan kegiatan panen bagi petani akan tersedia.



Demikianlah Artikel Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia

Sekianlah artikel Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sawah berundak Jatiluwih Bali Indonesia dengan alamat link https://sawahkreasi.blogspot.com/2022/02/sawah-berundak-jatiluwih-bali-indonesia.html